LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA
PENERAPANNYA
A. Landasan pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung
terus tak terputus dari generasi ke generasi di mana pun di dunia ini.
1.
Landasan filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau
bersifat filsafat(falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber
dari bahasa Yunani, philein berarti mencintai,dan sophos/sophis berartui
hikmah, arif atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal,
menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai
kehidupan dan dunia.
Konsep-konsep
filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya bersumber dari 2 faktor,yaitu:
(i)Religi dan
etika yang bertumpu pada keyakinan
(ii)Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.filsafat
berada di antara keduanya: kawasan seluas dengan religi,namun lebih dekat
dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan karena
mengandalkan akal manusia.(Redja Mudyaharjo,et.al.,1992:126-134).
Penggunaan istilah filsafat dalam 2 pendekatan,yakni:
(1) Filsafat
sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah yang dapat dilakukan
oleh setiap orang serta sangat
bermanfa’at dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu.
(2) Filsafat
sebagai kajian khusus yang formal,yang mencakup logika,
epistemology (tentang benar dan salah),
etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan jelek), metafisika
(tentang hakikat yang “ada”,termasuk akal itu sendiri) serta sosial dan politik
(filsafat pemerintahan)
a. Pengertian tentang Landasan Filosofis
Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat
karena filsafat mencoba merumuskan citra tentan manusia dan masyarakat,
sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Peranan filsafat dalam
bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain tentang:
(a) keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di
dunia ini,seperti yang disimpulkan sebagai zoon politicoon, homo sapiens,
animal educandum, dan sebagainya.
(b) Masyarakat dan kebudayaannya.
(c) Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang
banyak menghadapi tantangan
(d) Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan
pendidikan,utamanya filsafat pendidikan(Wayan Ardhana.1986:modul 1/9)
Wayan Ardhana dkk mengemukakan bahwa aliran-aliran
filsafat itu bukan hanya mempengaruhi pendidikan tetapi juga telah melahirkan
aliran filsafat pendidikan, seperti:
(a) Idealisme
(b) Realisme
(c) Perenialisme
(d) Esensialisme
(e) Pragmatisme
(f)
Eksistensialisme
Naturalisme merupakan aliran filsafat
yang menganggap segala kenyataan yang bisa ditangkap oleh panca indera sebagai
kebenaran yang sebenarnya.
Idealisme menegaskan bahwa hakikat
kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan.
Pragmatisme merupakan aliran filsafat
yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan
praktis.
John dewey salah seorang tokoh
pragmatisme secara eksperimental melalui lima tahap:
i.
Situasi tak tentu, yakni timbulnya
situasi ketegangan di dalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik.
ii.
Diagnosis, Yakni mempertajam masalah
termasuk perkiraan factor penyebabnya.
iii.
Hipotesis, yakni penemuan gagasan yang
diperkirakan dapat mengatasi masalah.
iv.
Pengujian hipotesis, yakni pelaksanaan
berbagai hipotesis dan membandingkan hasilnya serta implikasinya masing-masing
jika dipraktekkan.
v.
Evaluasi yakni mempertimbangkan
hasilnya setelah hipotesis terbaik dilaksanakan.
Empat mazhab filsafat pendidikan yang
besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan yaitu:
1)Essensialisme
Merupakan mazhab filsafat yang
menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis.Mazhab essensialisme
mulai lebih dominan di eropa sejak adanya semacam pertaentangan di antara para
pendidik sehingga mulai timbul pemisahan antara pelajaran-pelajaran teoritik
yang memerdekakan akal dengan pelajaran-pelajaran praktek.
2)Perenialisme
Perenialisme merupakn mazhab filsafat
pendidikan yang yang kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perennial.
3)Pragmatisme dan progresivisme
Progresivisme atau gerakan pendidikan
progresif mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa
prinsip, antara lain sebagai berikut:
a) Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar
b) Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk
merangsang minat belajar.
c) Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing
kegiatan belajar.
d) Harus ada kerjasama sekolah dan rumah.
e) Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium
untuk melakukan reformasi pedagogis dan eksperimentasi.
4) Rekonstruksionisme
Mazhab rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang
logis dari cara berpikir progresif dalam pendidikan.
b.
Pancasila sebagai landasan filosofis
sistem pendidikan nasional(sisdiknas)
Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai
wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik,sumber dari segala sumber nilai
yang menjadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam
pendidikan,denfgan kata lain:pancasila sebagai sumber system nilai dalam
pendidikan.
Bagi bidang pendidikan, hal ini sangat
penting karena akan terdapat kepastian nilai yang menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pendidikan.Petunjuk pengalaman pancasila tersebut dapat pula
disebut sebagai butir nilai pancasila sebagai berikut:
1) Ketuhanan
yang maha esa
2) Kemanusiaan
yang adil dan beradab
3) Persatuan
Indonesia
4) Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2) Landasan sosiologis
a)Pengertian
tentang landasan sosiologis
Sosiologi pendidikan merupaka analisis
ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam system
pendidikan.Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi 4
bidang:
1) Hubungan
system pendidikan dengan aspek masyarakat lain
2) Hubungan
kemanusiaan di sekolah
3) Pengaruh
sosial pada perilaku anggotanya
4) Sekolah dalam
komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam
komunitasnya
b)Masyarakat Indonesia sebagai landasan sosiologis sistem
pendididkan
nasional(sisdiknas)
Masyarakat
sebagai kesatuan hidup meiliki ciri utama antara lain:
a) Ada
interaksi antara warga-warganya
b) Pola tingkah
laku warganya diatur oleh adat istiadat,norma-norma hukum dan
aturan-aturan yang khas
c) Ada rasa
identitas kuat yang mengikat pada warganya
3. Landasan Kultural
1.
Pengertian tentang landasan kultural
Kebudayaan
sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu
terkait dengan pendidikan.
b) Kebudayaan
nasional sebagai landasan system pendidikan nasional(sisidiknas)
Yang dimaksud dengan sisdinas adalah pendididkan yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia.Puncak-puncak kebudayaan nusantara dan
yang diterima secara nasional disebut kebudayaan nasional.
4.
Landasan Psikologis
Pemahaman peserta didik, utamanya yang
berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan
pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat
diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan. Peserta didik selalu berada
dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan maupun perkembangan.
pertumbuhan terutama karena pengaruh factor internal sebagai akibat kematangan
dan proses pendewasaan, sedangkan perkembangan terutama karena pengaruh
lingkungan. Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang
berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan
kepribadian yang mantap dan mandiri.
5) Landasan ilmiah dan teknologis
Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan
teknologi(iptek)mempunyai kaitan yang sangat erat.Pendidikan berperan sangat
penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.Dari sisi lain,setiap
perkembangan iptek harus segera diakomodasi olehpendidika yakni dengan segera
memasukkan hasil pengembangan iptek itu ke dalam isi bahan ajaran.Pendidikan
sangat dipengarhi oleh cabang-cabang iptek utamanya ilmu-ilmu perilaku
(psikologi,sosiologi,antropologi)
a)
Pengertian tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi(IPTEK)
Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang
diperoleh melalui berbagai cara penginderaan terhadap fakta, penalaran (rasio),
intuisi dan wahyu. Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi ontologis,
epistemologis, dan aksiologis secara konsekuen dan penuh disiplin biasa disebut
ilmu ataupun ilmu pengetahuan.Ilmu terapan terutama digunakan untuk mengatasi
masalah dan memajukan kesejahteraan manusia.hasil dari ilmu terapan itu harus
dialihragamkan (ditransformasikan)menjadi bahan,alat,atau prosedur
kerja;kegiatan ini biasa disebut pengembangan(development).Tindak lanjut dan
hasil kegiatan pengembangan itulah yang disebut teknologi.
b ) Perkembangan
IPTEK sebagai landasan ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik,yang telah dimulai pada permulaan kehidupan
manusia.Perkembangan ilmu tersebut meliputiaspek ontologis,epistemologis maupun
aksiologis,serta makin lama perkembangan itu makin dipercepat.
B. Asas-asas
pokok pendidikan
1)Asas Tut Wuri Handayani
Pada awalnya merupakan salah satu dari “asas 1922” yakni
tujuh buah asas dari perguruan nasional Taman Siswa.
2)Asas belajar sepanjang hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning)
merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life
long education)
3)Asas kemandirian dalam belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar,sedini mungkin
dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan
guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan apabila diperlukan. Perwujudan
asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai
fasilitator dan motivator, di samping peran-peran lain: informator,
organisator, dsb. LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA
PENERAPANNYA
A. Landasan pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung
terus tak terputus dari generasi ke generasi di mana pun di dunia ini.
1.
Landasan filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau
bersifat filsafat(falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber
dari bahasa Yunani, philein berarti mencintai,dan sophos/sophis berartui
hikmah, arif atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal,
menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai
kehidupan dan dunia.
Konsep-konsep
filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya bersumber dari 2 faktor,yaitu:
(i)Religi dan
etika yang bertumpu pada keyakinan
(ii)Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.filsafat
berada di antara keduanya: kawasan seluas dengan religi,namun lebih dekat
dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan karena
mengandalkan akal manusia.(Redja Mudyaharjo,et.al.,1992:126-134).
Penggunaan istilah filsafat dalam 2 pendekatan,yakni:
(1) Filsafat
sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah yang dapat dilakukan
oleh setiap orang serta sangat
bermanfa’at dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu.
(2) Filsafat
sebagai kajian khusus yang formal,yang mencakup logika,
epistemology (tentang benar dan salah),
etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan jelek), metafisika
(tentang hakikat yang “ada”,termasuk akal itu sendiri) serta sosial dan politik
(filsafat pemerintahan)
a. Pengertian tentang Landasan Filosofis
Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat
karena filsafat mencoba merumuskan citra tentan manusia dan masyarakat,
sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Peranan filsafat dalam
bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain tentang:
(a) keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di
dunia ini,seperti yang disimpulkan sebagai zoon politicoon, homo sapiens,
animal educandum, dan sebagainya.
(b) Masyarakat dan kebudayaannya.
(c) Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang
banyak menghadapi tantangan
(d) Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan
pendidikan,utamanya filsafat pendidikan(Wayan Ardhana.1986:modul 1/9)
Wayan Ardhana dkk mengemukakan bahwa aliran-aliran
filsafat itu bukan hanya mempengaruhi pendidikan tetapi juga telah melahirkan
aliran filsafat pendidikan, seperti:
(a) Idealisme
(b) Realisme
(c) Perenialisme
(d) Esensialisme
(e) Pragmatisme
(f)
Eksistensialisme
Naturalisme merupakan aliran filsafat
yang menganggap segala kenyataan yang bisa ditangkap oleh panca indera sebagai
kebenaran yang sebenarnya.
Idealisme menegaskan bahwa hakikat
kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan.
Pragmatisme merupakan aliran filsafat
yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan
praktis.
John dewey salah seorang tokoh
pragmatisme secara eksperimental melalui lima tahap:
i.
Situasi tak tentu, yakni timbulnya
situasi ketegangan di dalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik.
ii.
Diagnosis, Yakni mempertajam masalah
termasuk perkiraan factor penyebabnya.
iii.
Hipotesis, yakni penemuan gagasan yang
diperkirakan dapat mengatasi masalah.
iv.
Pengujian hipotesis, yakni pelaksanaan
berbagai hipotesis dan membandingkan hasilnya serta implikasinya masing-masing
jika dipraktekkan.
v.
Evaluasi yakni mempertimbangkan
hasilnya setelah hipotesis terbaik dilaksanakan.
Empat mazhab filsafat pendidikan yang
besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan yaitu:
1)Essensialisme
Merupakan mazhab filsafat yang
menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis.Mazhab essensialisme
mulai lebih dominan di eropa sejak adanya semacam pertaentangan di antara para
pendidik sehingga mulai timbul pemisahan antara pelajaran-pelajaran teoritik
yang memerdekakan akal dengan pelajaran-pelajaran praktek.
2)Perenialisme
Perenialisme merupakn mazhab filsafat
pendidikan yang yang kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perennial.
3)Pragmatisme dan progresivisme
Progresivisme atau gerakan pendidikan
progresif mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa
prinsip, antara lain sebagai berikut:
a) Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar
b) Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk
merangsang minat belajar.
c) Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing
kegiatan belajar.
d) Harus ada kerjasama sekolah dan rumah.
e) Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium
untuk melakukan reformasi pedagogis dan eksperimentasi.
4) Rekonstruksionisme
Mazhab rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang
logis dari cara berpikir progresif dalam pendidikan.
b.
Pancasila sebagai landasan filosofis
sistem pendidikan nasional(sisdiknas)
Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai
wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik,sumber dari segala sumber nilai
yang menjadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam
pendidikan,denfgan kata lain:pancasila sebagai sumber system nilai dalam
pendidikan.
Bagi bidang pendidikan, hal ini sangat
penting karena akan terdapat kepastian nilai yang menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pendidikan.Petunjuk pengalaman pancasila tersebut dapat pula
disebut sebagai butir nilai pancasila sebagai berikut:
1) Ketuhanan
yang maha esa
2) Kemanusiaan
yang adil dan beradab
3) Persatuan
Indonesia
4) Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2) Landasan sosiologis
a)Pengertian
tentang landasan sosiologis
Sosiologi pendidikan merupaka analisis
ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam system
pendidikan.Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi 4
bidang:
1) Hubungan
system pendidikan dengan aspek masyarakat lain
2) Hubungan
kemanusiaan di sekolah
3) Pengaruh
sosial pada perilaku anggotanya
4) Sekolah dalam
komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam
komunitasnya
b)Masyarakat Indonesia sebagai landasan sosiologis sistem
pendididkan
nasional(sisdiknas)
Masyarakat
sebagai kesatuan hidup meiliki ciri utama antara lain:
a) Ada
interaksi antara warga-warganya
b) Pola tingkah
laku warganya diatur oleh adat istiadat,norma-norma hukum dan
aturan-aturan yang khas
c) Ada rasa
identitas kuat yang mengikat pada warganya
3. Landasan Kultural
1.
Pengertian tentang landasan kultural
Kebudayaan
sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu
terkait dengan pendidikan.
b) Kebudayaan
nasional sebagai landasan system pendidikan nasional(sisidiknas)
Yang dimaksud dengan sisdinas adalah pendididkan yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia.Puncak-puncak kebudayaan nusantara dan
yang diterima secara nasional disebut kebudayaan nasional.
4.
Landasan Psikologis
Pemahaman peserta didik, utamanya yang
berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan
pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat
diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan. Peserta didik selalu berada
dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan maupun perkembangan.
pertumbuhan terutama karena pengaruh factor internal sebagai akibat kematangan
dan proses pendewasaan, sedangkan perkembangan terutama karena pengaruh
lingkungan. Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang
berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan
kepribadian yang mantap dan mandiri.
5) Landasan ilmiah dan teknologis
Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan
teknologi(iptek)mempunyai kaitan yang sangat erat.Pendidikan berperan sangat
penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.Dari sisi lain,setiap
perkembangan iptek harus segera diakomodasi olehpendidika yakni dengan segera
memasukkan hasil pengembangan iptek itu ke dalam isi bahan ajaran.Pendidikan
sangat dipengarhi oleh cabang-cabang iptek utamanya ilmu-ilmu perilaku
(psikologi,sosiologi,antropologi)
a)
Pengertian tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi(IPTEK)
Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang
diperoleh melalui berbagai cara penginderaan terhadap fakta, penalaran (rasio),
intuisi dan wahyu. Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi ontologis,
epistemologis, dan aksiologis secara konsekuen dan penuh disiplin biasa disebut
ilmu ataupun ilmu pengetahuan.Ilmu terapan terutama digunakan untuk mengatasi
masalah dan memajukan kesejahteraan manusia.hasil dari ilmu terapan itu harus
dialihragamkan (ditransformasikan)menjadi bahan,alat,atau prosedur
kerja;kegiatan ini biasa disebut pengembangan(development).Tindak lanjut dan
hasil kegiatan pengembangan itulah yang disebut teknologi.
b ) Perkembangan
IPTEK sebagai landasan ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik,yang telah dimulai pada permulaan kehidupan
manusia.Perkembangan ilmu tersebut meliputiaspek ontologis,epistemologis maupun
aksiologis,serta makin lama perkembangan itu makin dipercepat.
B. Asas-asas
pokok pendidikan
1)Asas Tut Wuri Handayani
Pada awalnya merupakan salah satu dari “asas 1922” yakni
tujuh buah asas dari perguruan nasional Taman Siswa.
2)Asas belajar sepanjang hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning)
merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life
long education)
3)Asas kemandirian dalam belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar,sedini mungkin
dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan
guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan apabila diperlukan. Perwujudan
asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai
fasilitator dan motivator, di samping peran-peran lain: informator,
organisator, dsb.
0 comments:
Post a Comment