KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum
Wr. Wb.
Puji dan
syukur haturkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan perlindungannya yang
telah memberikan kekuatan lahir maupun batin sehingga penulisan makalah ini
dapat terselesaikan. Makalah ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi guru
dalam mengatasi masalah yang timbul dari sekolah atau kelasnya sendiri.
Adapun
penulisan makalah ini berjudul “Cara Efektif Guru dalam Mengatasi Kemalasan
Belajar Siswa”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini
jauh dari sempurna, baik dalam penulisan, isi maupun tata bahasanya.
Akhirnya
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
memperlancar penyusunan makalah ini. Dan hanya Allah jualah yang dapat membalas
kebaikan kita semua.
Makassar, 15 November 2012
Penulis
ANDI IKHSAN MAULANA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………...
|
1
|
||
DAFTAR ISI
………………………………………………………………..
|
2
|
||
BAB I PENDAHULUAN
|
|||
A.
|
Latar Belakang Masalah …………………………………………
|
3
|
|
B.
|
Rumusan Masalah
………………………………………………..
|
3
|
|
C.
|
Tujuan Penulisan
…………………………………………………
|
4
|
|
D.
|
Manfaat penulisan
………………………………………………..
|
4
|
|
BAB II PEMBAHASAN
|
|||
A.
|
Penyebab Siswa Malas
Belajar…………………………………..
|
5
|
|
B.
|
Guru Sebagai Media
Motivasi ………………….……………….
|
6
|
|
C.
|
Cara Mengajar Efektif ………….……………….……………….
|
6
|
|
D.
|
Metode Pembelajaran …………………………...………………
|
9
|
|
E.
|
Mengatasi Kemalasan
Belajar Siswa ……………………………
|
16
|
|
BAB III PENUTUP
|
|||
A.
|
Kesimpulan
………………………………………………………
|
20
|
|
B.
|
Saran ……………………………………………………….........
|
20
|
|
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………........
|
21
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan
belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis
dan sifat kesulitan belajar. Masalah belajar yang terjadi dikalangan murid
sering kali terjadi dan menghambat kelancaran proses belajar siswa.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan
dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini
tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi
juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Mengajar adalah suatu seni. Guru
yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa mengajar di mana saja adalah suatu hal yang
menggembirakan, yang membuatnya melupakan kelelahan. Selain itu guru juga dapat
mempengaruhi muridnya melalui kepribadiannya. Guru yang ingin murid-muridnya mengalami
kemajuan, perlu mengadakan pengamatan dan penelitian terhadap teori dan praktek
mengajar sehingga ia dapat terus-menerus meningkatkan cara mengajar
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab siswa malas
belajar ?
2. Bagaimana peran guru sebagai
media motivasi ?
3. Bagaimana cara mengajar yang
efektif ?
4. Apa saja metode pembelajaran
yang digunakan guru ?
5. Bagamana cara mengatasi
kemalasan belajar siswa ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui cara guru dalam mengatasi
kemalasan belajar pada diri siswa dalam proses belajar mengajar
D. Manfaat Penulisan
Agar dapat menambah wawasan para guru maupun
calon guru dalam mengatasi kemalasan belajar siswa dalam proses belajar
mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penyebab Siswa Malas Belajar
Pada
dasarnya keadaan siswa mampu memahami materi pelajaran dengan baik, asalkan
mereka bisa diperhatikan situasi dan kondisi sewaktu belajarnya. Dengan
strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka
proses dan hasil pembelajaran akan tercapai dengan baik. Yang harus diperhatikan
oleh guru dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran adalah kondisi dan
lingkungan belajar di mana siswa itu berada. Ini sangat menentukan sekali, maka
dalam hal ini bagi guru harus menjadi fokus perhatian sebelum dan sesudah
kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Hal yang membuat siswa malas belajar :
1.
Gurunya lebih sering
marah-marah dibanding mengajar
2.
Sebutan guru killer membuat sebagian siswa tidak
senang dengan gurunya sehingga malas belajar pada mata pelajaran tersebut
3.
Guru tidak ramah
4.
Guru jarang
memperhatikan siswanya
5.
Siswa tidak memahami
makna dari suatu mata pelajaran
Sebagai guru dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya tidak hanya mengajar untuk menyampaikan materi pelajaran
saja. Menyampaikan materi sesuai dengan program tanpa memperhatikan kondisi
siswa pada saat mereka menerima pelajaran tersebut. Bisa saja dengan materi
yang sama disampaikan dengan kondisi siswa yang berbeda akan diterima dengan
hasil yang berbeda. Pada saat siswa sakit atau sedang jengkel atau marah,
pelajaran diterimanya dengan malas. Sebelum guru menghadapi siswa, dia harus
memperhatikan kondisi siswa tersebut. Tidak asal tersampaikannya materi
pelajaran sesuai target yang ingin dicapainya.
B.
Guru Sebagai Media Motivasi
Guru tidak hanya mengajarkan
kita tentang pelajaran-pelajaran di sekolah, guru juga mendidik dan membina
siswa dalam membangun kepribadian siswa. Coba bayangkan, apabila seorang guru
seperti sang motivator terkenal “Mario Teguh” maka pasti tidak ada yang malas
belajar apalagi meninggalkan kelas. Pada umumnya siswa senang belajar karena
guru mata pelajaran tersebut yang disenangi sehingga mata pelajarannya pun juga
ikut disenangi. Apabila gurunya selalu murah senyum, penuh canda tawa, dan juga
membuktikan dirinya bahwa ia bisa jadi panutan, maka siswa akan meresponnya
dengan baik sehingga siswa percaya dengan guru tersebut dan siap mengikuti mata
pelajaran yang ia bawakan.
Guru sebagai media motivasi
para siswa harus lebih kreatif dalam
proses pembelaran. Contohnya sang guru harus menghubungkan materi yang ia
bawakan dengan kehidupan tokoh-tokoh yang berhasil dalam suatu bidang agar
siswa dapat lebih baik mencerna pelajaran dengan bukti yang konkrit seperti
yang dipaparkan sang guru. Guru juga perlu memaparkan bahwa dasar dari
kesuksesan itu adalah belajar.
C.
Cara Mengajar Efektif
Mengajar
adalah suatu seni. Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa mengajar di mana saja adalah
suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan kelelahan. Selain itu
guru juga dapat mempengaruhi muridnya melalui kepribadiannya. Guru yang ingin
murid-muridnya mengalami kemajuan, perlu mengadakan pengamatan dan penelitian
terhadap teori dan praktek mengajar sehingga ia dapat terus-menerus
meningkatkan cara mengajar. Sepuluh jenis prinsip dasar dalam cara mengajar
yang disajikan di bawah ini, dapat dipakai sebagai petunjuk oleh para pengajar
guna meningkatkan cara mengajar mereka.
Menguasai
Isi Pengajaran. Hukum yang pertama dalam teori “Tujuh Hukum Mengajar” dari John Milton
Gregory berbunyi: “Guru harus mengetahui apa yang diajarkan.” Jika guru sendiri
mengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan, ia dapat
meyakinkan murid dengan wibawanya, sehingga murid percaya apa yang dikatakan
guru, bahkan merasa tertarik terhadap pelajaran.
Mengetahui
dengan Jelas Sasaran Pengajaran. Pengajaran yang jelas sasarannya membuat murid melihat
dengan jelas inti dari pokok pelajaran itu. Mereka dapat menangkap seluruh
liputan pelajaran, bahkan mengalami kemajuan dalam proses belajar. Empat macam
ciri khas yang harus diperhatikan pada saat memilih dan menuliskan sasaran
pengajaran: 1. Inti dari
sasaran harus disebutkan dengan jelas. 2. Ungkapan
penting dari sasaran harus bertitik tolak dari konsep murid. 3. Sasaran harus meliputi hasil
belajar. 4. Hasil
sasaran yang dapat dicapai. Contoh: Contoh-contoh di atas telah menjelaskan empat macam
hasil belajar yang berbeda: pengetahuan, pengertian, sikap, dan ketrampilan.
Utamakan
Susunan yang Sistematis. Pengajaran yang tidak bersistem bagaikan sebuah
lukisan yang semrawut, tidak memberikan kesan yang jelas bagi orang lain. Tidak
adanya inti, tidak tersusun, tidak sistematis, akan sulit dipahami dan sulit
diingat. Oleh sebab itu inti pengajaran harus disusun dengan teratur dan
sistematis.
Banyak
Gunakan Contoh Kehidupan. Pada saat
mengajar, seringlah menggunakan contoh atau perumpamaan kehidupan sehari-hari atau yang
pernah dialami misalnya dalam perdagangan, rental, nilai uts / uas, dan lain sebagainya. Contoh
kehidupan adalah jembatan antara kebenaran ilmu dan dunia nyata.
Cakap
Menggunakan Bentuk Cerita. Bentuk cerita tidak hanya diutarakan dengan kata-kata,
namun juga boleh dicoba dengan menambahkan gerakan-gerakan, yang memperdalam
kesan murid. Bentuk yang paling lazim adalah menggunakan perumpamaan untuk
menjelaskan kebenaran.
Menggunakan
Panca Indera Murid. Penggunaan bahan pengajaran yang berbentuk audio visual berarti menggunakan
panca indera murid. Bahan pengajaran audio visual bukan saja cocok untuk
Sekolah Minggu anak-anak, juga untuk Sekolah Minggu pelbagai usia. Ensiklopedia
adalah buku yang sering dipakai oleh para ilmuwan, namun di dalamnya terdapat
banyak penjelasan yang menggunakan gambar-gambar. Itu berarti bahwa para
ilmuwan pun perlu bantuan gambar untuk mengadakan penelitian. Para ahli pernah
mengadakan catatan statistik selama 15 bulan, sebagai hasilnya mereka
mendapatkan persentase dari isi pelajaran yang masih dapat diingat oleh murid:
bagi murid yang hanya tergantung pada indera pendengaran saja masih dapat
mengingat 28%, sedangkan bagi murid yang menggunakan indera pendengaran
ditambah dengan indra penglihatan dapat mengingat 78%.
Melibatkan
Murid dalam Pelajaran. Melibatkan murid dalam pelajaran dapat menambah
ingatan mereka, juga motivasi dan kegemaran mereka. Cara itu dapat
menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi ditengah pertukaran pikiran
antara guru dan murid, selain mengurangi tingkah laku yang mengacau. Misalnya:
biarkan murid menggunakan kata-katanya sendiri untuk menjelaskan argumentasi
atau pendapatnya; biarlah murid menggali dan menemukan hubungan antar konsep
yang berbeda, biarlah murid bergerak sebentar. Jika murid sibuk melibatkan diri
dengan pelajaran, maka tidak ada peluang lagi untuk mengacau atau membuat ulah.
Menguasai
Kejiwaan Murid. Guru yang ingin memberikan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid,
tentu harus memahami perkembangan jiwa murid pada setiap usia. Ia juga harus
mengetahui dengan jelas kebutuhan dan masalah pribadi mereka. Pengertian antara
guru dan murid adalah syarat utama untuk komunikasi timbal balik. Komunikasi
yang baik dapat membuat penyaluran pengetahuan menjadi lebih efektif.
Gunakanlah
Cara Mengajar yang Hidup. Sekalipun memiliki cara mengajar yang paling baik,
namun jika terus digunakan dengan tidak pernah diubah, maka cara itu akan
hilang kegunaannya dan membuat murid merasa jemu. Cara yang terbaik adalah
menggunakan cara mengajar yang bervariasi dan fleksibel, untuk menambah
kesegaran.
Menjadikan
Diri Sendiri Sebagai Teladan. Masalah umum para guru adalah dapat berbicara, namun
tidak dapat melaksanakan. Pengajarannya ketat sekali, namun kehidupannya
sendiri banyak cacat cela. Cara mengajar yang efektif adalah guru sendiri
menjadikan diri sebagai teladan hidup untuk menyampaikan kebenaran, dan itu
merupakan cara yang paling berpengaruh. Kewibawaan seseorang terletak pada
keselarasan antara teori dan praktek. Jikalau guru dapat menerapkan kebenaran
yang diajarkan pada kehidupan pribadinya, maka ia pun memiliki wibawa untuk
mengajar.
D.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran atau strategi
mengajar adalah suatu cara menyampaikan pesan yang
terkandung dalam kurikulum. Metode harus sesuai dengan materi yang akan
disampaikan. Metode pembelajaran ini, menjawab pertanyaan “how” yaitu bagaimana
menyampaikan materi atau isi kurikulum kepada siswa secara efektif. Oleh
karenanya, walaupun metode pembelajaran adalah komponen yang kecil dari
perencanaan pengajaran (instructional plan), tetapi memiliki peran dan fungsi
yang sangat penting dalam proses belajar itu sendiri. Karena dengan ini,
memperkecikl peluang siswa untuk malas belajar.
Metode yang digunakan guru dalam
mengajar disekolah :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang
pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah
dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk
menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur
atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Metode ini
berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup
dengan Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru
menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau
sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu. (
Soetomo, 1993 :150 )
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran
dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa,
tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Syaiful Bahri Djamarah 2000: 107).
Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional
yaitu metode ceramah. Alasannya karena metode ini dapat merangsang siswa untuk
berfikir dan berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab juga
dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan
pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
3. Metode Diskusi
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode
diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan
masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi
kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan ( Killen, 1998 ). Karena
itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih
bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama
- sama. Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan
ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif
pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik
atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang
dibicarakan dalam diskusi.
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
• Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih
kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide - ide.
• Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar
pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
• Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan
pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih
siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki
beberapa kelemahan, di antaranya :
• Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai
oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
• Kadang - kadang pembahasan dalam diskusi meluas,
sehingga kesimpulan menjadi kabur.
• Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang
kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
• Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang
bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak
yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
4. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan
dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara
waktu sedikit. Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar
dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa
mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat
kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Metode Demonstrasi. Menurut Muhibbin (2000) Metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) Metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses
atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen menurut Syaiful Bahri Djamarah
(2000:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar
mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami
sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan
menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
6. Metode Simulasi, Bermain Peran, dan
Sosiodrama/Psikodrama
Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan
yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah
suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak
didik. Metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang
suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan
tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.
7. Metode Karyawisata / Widyawisata
Metode ini dmaksudkan untuk menunjukkan kepada siswa
secara langsung beberapa hal yang dipelajari di sekolah. Seperti kunjungan
Museum, Labolatorium Budaya dll. Disebutkan juga sebagai bentuk format
interaksi belajar mengajar yang di berikan kesempatan kepada siswa untuk
mempelajari, melengkapi dan memperdalam bahan pembelajaran, dan mendapat
pengalaman langsung atas objek yang di pelajari di luar kelas pembelajaran.
8. Metode Pengajaran Unit
Dapat di artikan sebagai suatu cara belajar antara
siswa dan guru yang mengarahkan kegiatan pada pemecahan masalah yang dapat di
rumuskan secara bersama-sama. Metode ini pada dasarnya bertujuan untuk melatih
siswa memecahkan suatu permasalahan dari berbagai disiplin ilmu atau berbagai
aspek, sehingga mereka memiliki pemikiran dan pemahaman yang lebih baik.
9. Metode Penemuan ( Discovery-inquiry )
Dapat diartikan sebagai format KBM di mana para siswa
menemukan sendiri informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan – tujuan
pembelajaran. Dalam metode ini, dapat berupa kegiatan belajar terentang dari
penemuan terbimbing
( Discovery ) sampai ke penemuan tidak terbimbing (
inquiry )
Tujuan dari metode ini pada dasarnya untuk
meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam mendapatkan formasi, mengarahkan
siswa sebagai pelajar seumur hidup, mengurangi ketergantungan kepada guru,
serta melatih siswa untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber informasi yang tidak habis-habisnya digali.
Kelebihan metode penemuan
• Dapat membangkitkan kegairahan belajar pada diri
siswa
• Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berkembang dan maju sesuai dengan kampuan masing-masing
• Teknik ini mampu membantu siswa mengembangkan,
memperbanyak kesiapan serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif atau
pengarahan siswa
• Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sebagai
sangat pribadi atau individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam
jiwa siswa tersebut
Kelemahan metode penemuan
• Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu
meningkatkan proses pengertian saja
• Teknik ini tidak memberikan kesempatan berfikir
secara kreatif
• Para siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental
• Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini
kurang berhasil
• Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan
perencanaan dan pengajaran tradisional akan kecewa bila diganti dengan teknik
penemuan
10. Metode Panel
Panel merupakan sebuah bentuk diskusi yang membahas
masalah umum yang bersifat lengkap, yang terdiri dari beberapa orang yang
dianggap ahli dalam bidangnya. Sekolah biasanya dilakukan oleh sekelompok guru
yang memilih topik sesuai kebutuhan pesera didiknya. Seorang moderator
diharapkan dapat memimpin, mengarahkan para panelis sedemikian rupa sehingga
kegiatan dapat diikuti dengan baik oleh pendengar.
11. Metode Simposium
Metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam
berbagai kelompok topik dalam bidang metri tertentu. Materi-materi tersebut
disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan
pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara.
Sebuah simposium hampir menyerupai panel, karena
simposium harus pula terdiri atas beberapa pembicara sedikitnya dua orang.
Tetapi symposium berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan.
Sifatnya lebih formal. Seorang anggota symposium terllebih dahulu menyiapkan
pembicaraannya menurut satu titik pandangan tertentu. Terhadap sebuah persoalan
yang sama diadakan pembahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dari
titk tolak yang berbeda-beda.
12. Metode Seminar
Merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa untuk
membahas topik, masalah tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar
berperan aktif dankepada mereka dibebankan tanggungjawab untuk mendapatkan
solusi dari topic, masalah yang dipecahkannya. Guru bertindak sebagai nara
sumber. Tidak jarang seminar melahirkan rekomendasi dan resolusi.
13. Metode Forum
Suatu tempat yang terbuka yang membicarakan suatu
persoalan oleh semua orang ikut di dalamnya, kegiatan ini biasanya bersifat informal
dan singkat, sehingga sulit mengatur pembicaraan-pembicaraan apalagi masalah
yang di bahas adalah masalah yang hangat dan peka secara emosional.
E.
Mengatasi Kemalasan Belajar Siswa
Siswa yang sedang malas belajar biasanya mereka berpikir bahwa untuk apa
saya belajar hal ini. Maka dari itu guru
perlu memberikan arahan yang baik seperti :
1.
Memberi
sentuhan pada titik peka anak. Pada kondisi anak malas belajar, sebagai
orangtua sekaligus sebagai pendidik bagi anak harus memiliki kesabaran untuk
memulai menyentuh titik peka anak dengan memberi perhatian khusus pada hal-hal
yang amat menarik perhatian anak. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh tanggapan
dan perhatian anak. Dengan demikian anak tentunya akan terbuka menerima
pendapat dengan perasaan senang dan gembira, bebas dari perasaan tertekan,
takut dan terpaksa. Pada akhirnya anak akan menerima pemahaman, betapa penting
dan dibutuhkan proses belajar untuk mencapai tujuan (memperoleh keperkasaan
menurut daya nalarnya). Dalam hatinya pun tergerak untuk melakukan dan
merencanakan kegiatan belajarnya. Hanya saja di sini dibutuhkan kesabaran kita
untuk melakukan pendekatan kepada anak.
2.
Anak malas
belajar harus dibangkitkan nilai plus anak. Satu pengharapan orangtua tentunya
menginginkan anak itu terpacu semangatnya untuk belajar. Anak belajar atas
inisiatif, kesadaran sendiri dan proses belajar itu sudah menjadi suatu
kesadaran kebutuhannya untuk mencapai suatu kecakapan khusus serta ingin
menonjolkan kelebihan-kelebihannya lebih dari yang lainnya. Untuk menyentuh
perasaan atau keinginan bawah sadar anak agar dirinya merasa “tertantang” untuk
melakukan sesuatu yang positif, kita dapat mengambil contoh dari tokoh film
herois dan tokoh dunia yang sukses. Kita dapat mengungkapkan, bahwa untuk
menjadi orang yang sukses dibutuhkan perencanaan belajar, cara-cara belajar
yang baik, tahu apa yang hendak dipelajari dan tahu menerapkan apa yang
dipelajari, sehingga tertanam pemahaman belajar yang bukan asal belajar.
3.
Mengembangkan
cita-cita anak. Anak malas belajar harus di dorong agar memiliki
cita-cita hidup sesuai dengan taraf perkembangan daya nalarnya dan usianya
untuk itu kita harus aktif berperan dalam proses ini. Cita-cita anak selalu
berubah sesuai dengan perkembangan usia dan daya nalar anak. Kita dapat memberi
contoh agar anak mau mengembangkan imajinasi dirinya atau mengidentifikasikan
dirinya jika sudah dewasa ingin menjadi apa dirinya. Dengan terpatrinya sebuah
cita-cita hidup dalam hati nurani anak, akan menumbuhkan motivasi instrinsik
pada diri anak untuk lebih giat belajar dan lebih terbuka untuk mengembangkan
perencanaan belajarnya.
4.
Menentukan
waktu belajar anak yang tepat. Jika anak telah sadar dan tergerak hatinya untuk
melakukan kegiatan belajar kesempatan yang baik ini jangan kita sia-siakan.
Anak malas belajar harus kita arahkan untuk menentukan kapan waktu belajarya.
Hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam menentukan waktu belajar anak di rumah,
antara lain: sesuai dengan keinginan anak, jangan berbenturan dengan waktu
keinginan-keinginan lain yang dominan pada anak, seperti ingin menonton film
kartun favoritnya, dan sebagainya. Kondisi fisik dan psikis anak dalam keadaan
fresh (segar) bebas dari rasa lelah, mengantuk, gangguan penyakit, rasa marah
dan sebagainya.
5.
Mengembangkan
tujuan belajar. Anak malas belajar agar tahu manfaat dan arah apa yang
dipelajarinya, biasakan belajar dengan bertujuan. Dengan adanya tujuan belajar
akan lebih bermakna, karena anak mengetahui dengan jelas apa yang hendak
dipelajari dan apa yang dikuasainya. Anak pun akan mudah memusatkan perhatian
pada pelajarannya.
6.
Mengembangkan
cara-cara belajar yang baik pada anak. Anak malas belajar harus ditumbuhkan
gairah belajarnya, gairah belajar itu akan tumbuh jika dirinya mengetahui
bagaimana cara belajar yang efektif dan efesien. Untuk mencapai tujuan belajar
anak, Anda perlu membekali anak bagaimana cara-cara belajar yang efektif dan
efesien. Kita dapat mananamkan pengertian pada anak bahwa dalam belajar juga
sangat dibutuhkan teknik belajar yang baik, agar belajar itu lebih bermakna dan
memudahkan pencapaian tujuan belajar.
7.
Anak malas
belajar harus dikembangkan rasa percaya dirinya. Sudah tentu menjadi suatu
keharusan bagi kita untuk bisa membangkitkan dan memupuk rasa percaya diri anak
sedini mungkin. Rasa percaya diri adalah sumber motivasi yang besar bagi anak
untuk memusatkan perhatian pada pelajarannya. Dengan adanya percaya diri pada
anak, akan tumbuh semangat “dia mampu berbuat atau melakukan”. Sesuatu yang
sulit dalam pelajaran menjadi tantangan untuk ditaklukkan dan untuk dikuasai.
Anak punya keyakinan mampu melakukan tidak akan gampang menyerah dalam
menghadapi kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kreativitas dan imajinasi
berpikir akan berkembang untuk mencari cara-cara mengatasi kesulitan.
Agar guru lebih efektif, maka
jalan yang harus dilakukan adalah :
1.
Guru
melakukan pendekatan persuasif dan edukatif kepada siswa, memposisikan siswa
sebagai teman bicara dan bukan sebagai terdakwa
2.
Guru
memberikan teladan yang baik kepada siswa, jangan sampai siswa terlambat
dihukum sedangkan guru yang sering terlambat dibiarkan saja.
3.
Guru
selalu berkreasi, berinovasi agar suasana kelas tercipta ceria menyenangkan dan
hidup.
4.
Guru
hendaknya merefleksi dan mengevaluasi diri apakah siswa dapat menerima dan
memahami yang telah diajarkan guru.
5.
Guru harus
memberikan penilaian kepada siswa dengan adil, transparan, jujur dan tidak
merekayasa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada
dasarnya keadaan siswa mampu memahami materi pelajaran dengan baik, asalkan
mereka bisa diperhatikan situasi dan kondisi sewaktu belajarnya. Dengan
strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka
proses dan hasil pembelajaran akan tercapai dengan baik.
Sebagai guru dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya tidak hanya mengajar untuk menyampaikan materi pelajaran saja.
Menyampaikan materi sesuai dengan program tanpa memperhatikan kondisi siswa
pada saat mereka menerima pelajaran tersebut. Bisa saja dengan materi yang sama
disampaikan dengan kondisi siswa yang berbeda akan diterima dengan hasil yang
berbeda. Pada saat siswa sakit atau sedang jengkel atau marah, pelajaran
diterimanya dengan malas. Sebelum guru menghadapi siswa, dia harus
memperhatikan kondisi siswa tersebut. Tidak asal tersampaikannya materi
pelajaran sesuai target yang ingin dicapainya.
Guru sebagai media motivasi
para siswa harus lebih kreatif dalam
proses pembelaran. Contohnya sang guru harus menghubungkan materi yang ia
bawakan dengan kehidupan tokoh-tokoh yang berhasil dalam suatu bidang agar
siswa dapat lebih baik mencerna pelajaran dengan bukti yang konkrit seperti
yang dipaparkan sang guru. Guru juga perlu memaparkan bahwa dasar dari
kesuksesan itu adalah belajar.
B.
Saran
Makalah yang saya susun masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya
mengharap kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://emweje.com/anak-malas-belajar/.
Diakses tanggal 14 November 2012
www.balipost.co.id.
Diakses tanggal 14 November 2012
oke 100%
ReplyDelete