PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP
MASYARAKAT MASA DEPAN
A. Perkiraan
Masyarakat Masa Depan
Pendidikan di Indonesia dilaksanakan berdasarkan latar
kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia, landasan sosio-kultural ini merupakan
salah satu dasar utama dalam menentukan arah program pendidikan. Selain itu
pendidikan juga berfungsi sebagai pilar utama pelestarian dan pengembangan
kebudayaan setiap masyarakat sehingga pendidikan dan latar sosio cultural
saling berpengaruh. Perkembangan masyarakat serta kebudayaannya semakin
mengalami percepatan yang disebabkan oleh beberapa hal berikut :
1. Kecenderungan Globalisasi
Dengan kata lain menjadikan dunia sebagai satu keutuhan,
satu kesatuan.
Menurut Emil
Salim (1990, 8 – 9) terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang
paling kuat dan menonjol daya dobraknya. Beberapa kecenderungan globalisasi
dari keempat bidang tersebut adalah:
a. Bidang IPTEK
Bidang IPTEK
mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya dengan penggunaan
berbagai teknologi canggih, seperti komputer dan satelit.
b. Bidang Ekonomi
Bidang ini mengarah
ke ekonomi regional atau ekonomi global tanpa mengenal batas – batas negara.
c. Bidang Lingkungan Hidup
Bidang ini
telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang
mencapai puncaknya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi.
d. Bidang Pendidikan
Bidang
pendidikan berkaitan dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan
budaya – budaya nusantara.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Globalisasi perkembangan IPTEK dapat berdampak positif
dan negative tergantung pada kesiapan bangsa dan individu itu sendiri dalam
menerima informasi teknologi tersebut. Segi positifnya adalah memudahkan untuk
mengikuti perkembangan IPTEK di dunia hingga dapat mengaplikasikannya untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan. Sedangkan segi negativenya adalah akan timbul
masalah – masalah baru apabila kondisi bangsa dan sosio budayanya belum mampu
menerimanya.
Perkembangan Iptek terkait dengan beberapa landasan,
yaitu :
- Landasan
Ontologis
Objek dari
landasan ini merupakan pengalaman atau pengetahuan yang didapat melalui indra
karena telah ditemukan alat atau bagian yang dapat membantu indra tersebut.
- Landasan
Epistemologis
Cara yang
dipakai untuk memperoleh pengetahuan adalah ilmu pengetahuan yang telah
mengalami perkembangan seiring dengan waktu.
- Landasan
Aksiologis
Landasan ini
menekankan pada tujuan Iptek itu sendiri yang tertuju pada kesejahteraan
masyarakat.
Terdapat serangkaian kegiatan
pengembangan dan pemanfaatan iptek, yakni :
(1) Penelitian
dasar ( basic research )
(2) Penelitian
terapan ( applied research )
(3)
Pengembangan teknologi ( technological depelopment )
(4) Penerapan
teknologi
Biasanya langkah – langkah tersebut diikuti oleh langkah
evaluasi, apakah hasil iptek tersebut dapat diterima masyarakat, umpamanya dari
segi etis-politis-relegius dan sebagainya. Karena perkembangan iptek sangat
cepat maka penilaian tersebut dimulai sedini mungkin, dimulai drngan pengarahan
awal, dilanjutkan dengan pemantauan selama rangkaian kegiatan itu berlansung,
dan akhirnya penilaian akhir seperti tersebut diatas. Dan telah dikemukakan
bahwa globalisasi perkembangan iptek tersebut merupakan peluang dan tantangan.
Terbuka peluang bagi kita untuk mengikuti perkembangan iptek tersebut secara
dini. Sebaliknya apabila masyarakat belum siap menerimanya, maka akan berubah
menjadi tantangan.
Perkembangan Iptek ini dapat terhambat apabila terjadi
kesenjangan antara masyarakat ilmuwan dan masyarakat terdidik nonilmuwan
sehingga masyarakat masa depan diupayakan memiliki wawasan yang luas agar dapat
berjalan beriringan dengan kedua golongan tersebut.
3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan
Cepat
Salah satu perkembangan IPTEK yang luar biasa adalah yang
berkaitan dengan informasi dan komunikasi, computer dan sebagainya. Pemakaian
satelit komunikasi dan computer telah membuka peluang surat elektronik, surat
kabar elektronik, siaran televisi secara langsung dari satelit ke rumah –
rumah.
Pada umumnya bentuk komunikasi langsung dikenal sebagai
komunikasi antarpribadi, baik komunikasi antara dua orang ataupun dalam
kelompok kecil dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak – pihak yang
berkomunikasi. Sedangkan komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi
public, yang dibedakan atas komunikasi pembicara – pendengar, contohnya pada
suatu rapat umum dan komunikasi massa, seperti surat kabar, radio, televisi,
dan sebagainya yang menyangkut penerima yang sangat luas.
Proses komunikasi meliputi beberapa
unsur dasar, yaitu :
- Sumber
pesan, seperti harapan, gagasan, perasaan, atau perilaku yang diinginkan
oleh penerima pesan.
- Penyandian
yakni pengubahan atau penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang serasi
dengan alat pengiriman pesan.
- Transmisi
(pengiriman) pesan.
- Saluran
- Pembuka
sandian yakni penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi pesan
oleh penerima.
- Reaksi
internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
- Gangguan
atau hambatan yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang makin
padat dan akan dipercepat di masa depan, mencakup keseluruhan unsur – unsur
dalam proses komunikasi tersebut. Contohnya, sejak diluncurkannya Sistem
Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa pada tahun 1976 dan ditopang oleh
penggunaan antenna parabola, pengguna komputer, dan lain – lain, maka arus
informasi yang padat dan cepat telah menjangkau seluruh pelosok tanah air.
Telah sering diadakan siaran langsung dari seluruh penjuru dunia tentang
berbagai peristiwa penting yang terjadi ataupun wawancara jarak jauh melalui
televisi. Hal itu mau tak mau memaksa kita mempunyai konsep baru tentang
berita, yakni apa yang telah terjadi tetapi apa yang sedang terjadi.
Meskipun teknologi komunikasi dan informasi telah
mengalami perkembangan yang cepat namun belum merata pada semua negara. Oleh
karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk merebut teknologi tersebut.
Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam upaya – upaya tersebut,
yaitu :
1. Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.
2. Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan
signal yang beragam seperti, suara, video, dan data.
3. Penggunaan VDT (video display terminal) dalam media
cetak, surat kabar elektronik, dan sistem cepat jarak jauh.
4. Penggunaan DBS (direct broadcast satellite) dalam
media elektronik.
Kesemuanya itu
akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi sebagai masyarakat masa
depan.
- Peningkatan
Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah
meningkatnya kebutuhan layanan professional dalam berbagai bidang kehidupan
manusia. Dengan perkembangan IPTEK yang semakin cepat maka anggota masyarakat
masa depan akan memiliki wawasan, pengetahuan dan daya kritis yang semakin
tinggi. Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut semakin menuntut suatu
kualitas hidup yang lebih baik termasuk berbagai layanan yang dibutuhkan.
Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu
atau layanan professional akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat
tersebut. Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu,
suatu vokasi khusus yang mempunyai ciri – ciri : expertise (keahlian), responsibility
(tanggung jawab), corporateness (kesejawatan).
Robert W. Richey (1974) dan D. Westby – Gibson (1965)
mengemukakan beberapa ciri profesi, yaitu :
a. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal
dan layanan itu memperoleh pelayanan masyarakat.
b. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan
dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik.
c. Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi
tertentu, hanya yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi
itu.
d. Terdapat kode etik suatu profesi mengatur keanggotaan,
tingkah laku, sikap, dan cara kerja dari anggotanya.
e. Terdapat organisasi profesi yang melindungi kepentingan
dan kesejahteraan anggotanya.
f. Pemangku profesi memangdang profesinya sebagai karier
hidup dan menjadi seorang anggota yang relatif permanent dan untuk
mengembangkan kemampuan profesionalnya sendiri.
Diperlukan suatu perjuangan panjang yang terus – menerus
dan bertahap melalui semi professional penuh. Howsan, et.al. (1976 : 7 – 9)
mengemukakan lima lingkaran konsentris dari titik tengah berturut – turut:
1. profesi tertua yakni hukum, kesehatan, teologi, dan
dosen.
2. profesi baru yakni arsitektur, insinyur, (engineering)
dan optometri.
3. pekerjaan yang segera diakui sebagai profesi (emergent
professions).
4. Semi profesional.
5. pekerjaan biasa yang tidak berusaha memperoleh status
profesional.
Mc. Cully (1969, dari T. Raka Joni, 1981 : 5 – 8) mengemukakan
enam tahap dalam proses profesionalisme, yaitu :
a. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan
oleh suatu profesi sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
b. Penyepakatan antara kelompok profesi dan lembaga
pendidikan prajabatan tentang standar kompetensi minimal yang harus dimiliki
oleh setiap calon profesi tersebut.
c. Akreditasi, yakni pengakuan resmi tentang kelayakan
suatu program pendidikan prajabatan yang ditugasi menghasilkan calon tenaga
profesi yang bersangkutan.
d. Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktik.
e. Secar perseorangan ataupun kelompok, pemangku profesi
bertanggung jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni
kebebasan mengambil keputusan secara professional.
f. Kelompok profesional memiliki kode etik yang berfungsi
ganda, yakni :
1. perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh
layanan yang bermutu.
2. perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.
Masyarakat masa depan dengan kecenderungan globalisasi,
utamanya dalam perkembangan IPTEK dan arus informasi yang makin dipercepat,
akan menjadi masyarakat yang menuntut kualitas tenaga profesional yang optimal.
Sehubungan dengan kecenderungan permasalahan manusia yang
bersifat holistic dan memerlukan penanganan multidisiplin, maka tuntutan
layanan profesional semakin tinggi pula.
B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan
Arus informasi yang cepat, perkembangan Iptek, dan
globalisasi yang sangat luas merupakan tantangan besar bagi yang mampu
menghadapi tantangan tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi
yang mampu menghadapi tantangan di masa yang akan datang sehingga melahirkan
manusia yang berwawasan luas di bidang teknologi, kemampuan pikir, dan secara
keseluruhan disebut berwawasan luas pada bidang kebudayaan.
Pengembangan pendidikan pada masyarakat yang sedang
berubah terdiri dari 2 pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan sistematis
Pengembangan pendidikan dilakukan secara teratur melalui
perencanaan yang bertahap.
2. Pendekatan sistematik
Pendekatan ini dilakukan dengan proses berpikir yang
mengaitkan secara fungsional semua aspek dalam pembaruan belajar.
Keberhasilan antisipasi terhadap masa depan pada akhirnya
ditentukan oleh kualitas manusia yang dihasilkan oleh pendidikan.
1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan
Tantangan – tantangan yang akan dihadapi oleh masyarakat
akan datang akan menjadi sangat berat sehingga diperlukan wawasan yang luas dan
daya adaptasi yang tinggi hingga manusia Indonesia dapat menyesuaikan diri di
masa yang akan datang.
Dalam UU RI No. 2/1989 telah ditetapkan rumusan tujuan
pendidikan di Indonesia yang juga dianggap sebagai profil manusia di masa
depan. Contohnya adalah ditetapkannya wajib belajar 9 tahun yang diharapkan
dapat menjadi bekal manusia Indonesia di masa depan yang meliputi pengembangan
pribadi manusia dan penguasaan Iptek.
Tuntutan manusia Indonesia di masa yang akan datang
setelah diarahkan pada pembekalan yang diperlukan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan di masa yang akan datang adalah :
a. Ketanggapan terhadap
berbagai masalah politik, social budaya, dan
lingkungan.
b.
Kreativitas dalam memecahkan masalah.
c. Efisiensi dan
etos kerja yang tinggi.
2. Upaya
Mengantisipasi Masa Depan
Berdasarkan perkiraan tentang masyarakat masa depan serta
profil manusia yang di harapkan berhasil di dalam masyarakat itu maka perlu
dikaji berbagai upaya masa kini yang memungkinkan mewujudkan manusia masa depan
tersebut.
Dalam penjelasan UU RI NO.2 Tahun 1989 dikemukakan
sebagai berikut : “ Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai
pengamalan pancasila di bidang pendidikan, maka pendidikan nasional
mengusahakan : pertama, pembentukan manusia pancasila sebagai manusia
pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri, dan kedua, pemberian
dukungan bagi dan mampu mandiri, dan kedua, pemberian dukungan bagi
perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang terwujud dalam
pertahanan nasional yang tangguh ( UU , 1992 : 24 ) kajian tentang upaya
mengantisipasi masa depan melami pendidikan akan di arahkan pada :
a. Aspek yang paling berperan dalam individu untuk
memberi arah antisipasi tersebut yakni nilai dan sikap.
b. Pengembangan budaya dan sarana kehidupan.
c. Tentang pendidikan itu sendiri.
Ketiga hal tersebut merupakan titik strategi dalam mengantisipasi
masa depan tersebut.
0 comments:
Post a Comment