Sunday, June 5, 2016

PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN

PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP
MASYARAKAT MASA DEPAN

A.     Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Pendidikan di Indonesia dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia, landasan sosio-kultural ini merupakan salah satu dasar utama dalam menentukan arah program pendidikan. Selain itu pendidikan juga berfungsi sebagai pilar utama pelestarian dan pengembangan kebudayaan setiap masyarakat sehingga pendidikan dan latar sosio cultural saling berpengaruh. Perkembangan masyarakat serta kebudayaannya semakin mengalami percepatan yang disebabkan oleh beberapa hal berikut :
1. Kecenderungan Globalisasi
Dengan kata lain menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu kesatuan.
Menurut Emil Salim (1990, 8 – 9) terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya. Beberapa kecenderungan globalisasi dari keempat bidang tersebut adalah:
a. Bidang IPTEK
Bidang IPTEK mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih, seperti komputer dan satelit.
b. Bidang Ekonomi
Bidang ini mengarah ke ekonomi regional atau ekonomi global tanpa mengenal batas – batas negara.
c. Bidang Lingkungan Hidup
Bidang ini telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi.

d. Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan berkaitan dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya – budaya nusantara.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Globalisasi perkembangan IPTEK dapat berdampak positif dan negative tergantung pada kesiapan bangsa dan individu itu sendiri dalam menerima informasi teknologi tersebut. Segi positifnya adalah memudahkan untuk mengikuti perkembangan IPTEK di dunia hingga dapat mengaplikasikannya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Sedangkan segi negativenya adalah akan timbul masalah – masalah baru apabila kondisi bangsa dan sosio budayanya belum mampu menerimanya.
Perkembangan Iptek terkait dengan beberapa landasan, yaitu :
  1. Landasan Ontologis
Objek dari landasan ini merupakan pengalaman atau pengetahuan yang didapat melalui indra karena telah ditemukan alat atau bagian yang dapat membantu indra tersebut.
  1. Landasan Epistemologis
Cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan adalah ilmu pengetahuan yang telah mengalami perkembangan seiring dengan waktu.
  1. Landasan Aksiologis
Landasan ini menekankan pada tujuan Iptek itu sendiri yang tertuju pada kesejahteraan masyarakat.
Terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan iptek, yakni :
(1) Penelitian dasar ( basic research )
(2) Penelitian terapan ( applied research )
(3) Pengembangan teknologi ( technological depelopment )
(4) Penerapan teknologi
Biasanya langkah – langkah tersebut diikuti oleh langkah evaluasi, apakah hasil iptek tersebut dapat diterima masyarakat, umpamanya dari segi etis-politis-relegius dan sebagainya. Karena perkembangan iptek sangat cepat maka penilaian tersebut dimulai sedini mungkin, dimulai drngan pengarahan awal, dilanjutkan dengan pemantauan selama rangkaian kegiatan itu berlansung, dan akhirnya penilaian akhir seperti tersebut diatas. Dan telah dikemukakan bahwa globalisasi perkembangan iptek tersebut merupakan peluang dan tantangan. Terbuka peluang bagi kita untuk mengikuti perkembangan iptek tersebut secara dini. Sebaliknya apabila masyarakat belum siap menerimanya, maka akan berubah menjadi tantangan.
Perkembangan Iptek ini dapat terhambat apabila terjadi kesenjangan antara masyarakat ilmuwan dan masyarakat terdidik nonilmuwan sehingga masyarakat masa depan diupayakan memiliki wawasan yang luas agar dapat berjalan beriringan dengan kedua golongan tersebut.
3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan IPTEK yang luar biasa adalah yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi, computer dan sebagainya. Pemakaian satelit komunikasi dan computer telah membuka peluang surat elektronik, surat kabar elektronik, siaran televisi secara langsung dari satelit ke rumah – rumah.
Pada umumnya bentuk komunikasi langsung dikenal sebagai komunikasi antarpribadi, baik komunikasi antara dua orang ataupun dalam kelompok kecil dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak – pihak yang berkomunikasi. Sedangkan komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi public, yang dibedakan atas komunikasi pembicara – pendengar, contohnya pada suatu rapat umum dan komunikasi massa, seperti surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya yang menyangkut penerima yang sangat luas.


Proses komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yaitu :
  1. Sumber pesan, seperti harapan, gagasan, perasaan, atau perilaku yang diinginkan oleh penerima pesan.
  2. Penyandian yakni pengubahan atau penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
  3. Transmisi (pengiriman) pesan.
  4. Saluran
  5. Pembuka sandian yakni penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi pesan oleh penerima.
  6. Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
  7. Gangguan atau hambatan yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang makin padat dan akan dipercepat di masa depan, mencakup keseluruhan unsur – unsur dalam proses komunikasi tersebut. Contohnya, sejak diluncurkannya Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa pada tahun 1976 dan ditopang oleh penggunaan antenna parabola, pengguna komputer, dan lain – lain, maka arus informasi yang padat dan cepat telah menjangkau seluruh pelosok tanah air. Telah sering diadakan siaran langsung dari seluruh penjuru dunia tentang berbagai peristiwa penting yang terjadi ataupun wawancara jarak jauh melalui televisi. Hal itu mau tak mau memaksa kita mempunyai konsep baru tentang berita, yakni apa yang telah terjadi tetapi apa yang sedang terjadi.
Meskipun teknologi komunikasi dan informasi telah mengalami perkembangan yang cepat namun belum merata pada semua negara. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk merebut teknologi tersebut. Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam upaya – upaya tersebut, yaitu :
1. Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.
2. Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan signal yang beragam seperti, suara, video, dan data.
3. Penggunaan VDT (video display terminal) dalam media cetak, surat kabar elektronik, dan sistem cepat jarak jauh.
4. Penggunaan DBS (direct broadcast satellite) dalam media elektronik.
Kesemuanya itu akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi sebagai masyarakat masa depan.
  1. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan professional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Dengan perkembangan IPTEK yang semakin cepat maka anggota masyarakat masa depan akan memiliki wawasan, pengetahuan dan daya kritis yang semakin tinggi. Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut semakin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik termasuk berbagai layanan yang dibutuhkan.
Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu atau layanan professional akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tersebut. Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, suatu vokasi khusus yang mempunyai ciri – ciri : expertise (keahlian), responsibility (tanggung jawab), corporateness (kesejawatan).
Robert W. Richey (1974) dan D. Westby – Gibson (1965) mengemukakan beberapa ciri profesi, yaitu :
a. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal dan layanan itu memperoleh pelayanan masyarakat.
b. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik.
c. Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu, hanya yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.
d. Terdapat kode etik suatu profesi mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap, dan cara kerja dari anggotanya.
e. Terdapat organisasi profesi yang melindungi kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.
f. Pemangku profesi memangdang profesinya sebagai karier hidup dan menjadi seorang anggota yang relatif permanent dan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya sendiri.
Diperlukan suatu perjuangan panjang yang terus – menerus dan bertahap melalui semi professional penuh. Howsan, et.al. (1976 : 7 – 9) mengemukakan lima lingkaran konsentris dari titik tengah berturut – turut:
1. profesi tertua yakni hukum, kesehatan, teologi, dan dosen.
2. profesi baru yakni arsitektur, insinyur, (engineering) dan optometri.
3. pekerjaan yang segera diakui sebagai profesi (emergent professions).
4. Semi profesional.
5. pekerjaan biasa yang tidak berusaha memperoleh status profesional.
Mc. Cully (1969, dari T. Raka Joni, 1981 : 5 – 8) mengemukakan enam tahap dalam proses profesionalisme, yaitu :
a. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
b. Penyepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan prajabatan tentang standar kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh setiap calon profesi tersebut.
c. Akreditasi, yakni pengakuan resmi tentang kelayakan suatu program pendidikan prajabatan yang ditugasi menghasilkan calon tenaga profesi yang bersangkutan.
d. Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktik.
e. Secar perseorangan ataupun kelompok, pemangku profesi bertanggung jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni kebebasan mengambil keputusan secara professional.
f. Kelompok profesional memiliki kode etik yang berfungsi ganda, yakni :
1. perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu.
2. perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.
Masyarakat masa depan dengan kecenderungan globalisasi, utamanya dalam perkembangan IPTEK dan arus informasi yang makin dipercepat, akan menjadi masyarakat yang menuntut kualitas tenaga profesional yang optimal.
Sehubungan dengan kecenderungan permasalahan manusia yang bersifat holistic dan memerlukan penanganan multidisiplin, maka tuntutan layanan profesional semakin tinggi pula.
B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan
Arus informasi yang cepat, perkembangan Iptek, dan globalisasi yang sangat luas merupakan tantangan besar bagi yang mampu menghadapi tantangan tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi yang mampu menghadapi tantangan di masa yang akan datang sehingga melahirkan manusia yang berwawasan luas di bidang teknologi, kemampuan pikir, dan secara keseluruhan disebut berwawasan luas pada bidang kebudayaan.
Pengembangan pendidikan pada masyarakat yang sedang berubah terdiri dari 2 pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan sistematis
Pengembangan pendidikan dilakukan secara teratur melalui perencanaan yang bertahap.
2. Pendekatan sistematik
Pendekatan ini dilakukan dengan proses berpikir yang mengaitkan secara fungsional semua aspek dalam pembaruan belajar.
Keberhasilan antisipasi terhadap masa depan pada akhirnya ditentukan oleh kualitas manusia yang dihasilkan oleh pendidikan.


1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan
Tantangan – tantangan yang akan dihadapi oleh masyarakat akan datang akan menjadi sangat berat sehingga diperlukan wawasan yang luas dan daya adaptasi yang tinggi hingga manusia Indonesia dapat menyesuaikan diri di masa yang akan datang.
Dalam UU RI No. 2/1989 telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan di Indonesia yang juga dianggap sebagai profil manusia di masa depan. Contohnya adalah ditetapkannya wajib belajar 9 tahun yang diharapkan dapat menjadi bekal manusia Indonesia di masa depan yang meliputi pengembangan pribadi manusia dan penguasaan Iptek.
Tuntutan manusia Indonesia di masa yang akan datang setelah diarahkan pada pembekalan yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di masa yang akan datang adalah :
a.       Ketanggapan terhadap berbagai masalah politik, social budaya, dan
lingkungan.
b.  Kreativitas dalam memecahkan masalah.
c.  Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan
Berdasarkan perkiraan tentang masyarakat masa depan serta profil manusia yang di harapkan berhasil di dalam masyarakat itu maka perlu dikaji berbagai upaya masa kini yang memungkinkan mewujudkan manusia masa depan tersebut.
Dalam penjelasan UU RI NO.2 Tahun 1989 dikemukakan sebagai berikut : “ Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila di bidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan : pertama, pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri, dan kedua, pemberian dukungan bagi dan mampu mandiri, dan kedua, pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang terwujud dalam pertahanan nasional yang tangguh ( UU , 1992 : 24 ) kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan melami pendidikan akan di arahkan pada :
a. Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberi arah antisipasi tersebut yakni nilai dan sikap.
b. Pengembangan budaya dan sarana kehidupan.
c. Tentang pendidikan itu sendiri.

Ketiga hal tersebut merupakan titik strategi dalam mengantisipasi masa depan tersebut.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN

0 comments:

Post a Comment